Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Menyambut Bulan Ramadhan
Sabtu, 27 April 2019

Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Menyambut Bulan Ramadhan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at,  21 Sya’ban 1440 H / 26 April 2019 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Menyambut Bulan Ramadhan

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Tak lama lagi kita akan berjumpa dengan sebuah bulan yang mulia yang merupakan kesempatan yang besar yang Allah sediakan untuk kita semuanya untuk meraih ampunan Allah Jalla wa Ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan bulan ini bukan untuk menyusahkan hamba-hambaNya, Allah syariatkan bulan ini sama sekali bukan untuk memberatkan kita semuanya. Akan tetapi karena Allah ingin agar hati kita menjadi bening kembali. Allah ingin dengan bulan Ramadhan, kita mendapatkan ampunan Allah Jalla wa Ala. Allah ingin dengan bulah Ramadhan, kita ditempa dengan pendidikan yang luar biasa. Sehingga menjadi hamba-hamba yang bertakwa kepada Allah Jalla Tsanauh.

Oleh karena itulah Allah menyebutkan tentang hikmah disyariatkannya shaum. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

Allah menyebutkan hikmah dari pada shiyam. Yaitu agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Jalla wa Ala. Karena sesungguhnya takwa itulah modal utama untuk masuk ke dalam surga. Takwa itu adalah merupakan bekal yang paling utama dalam kehidupan dunia. Sebagaimana Allah mengatakan:

فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

Sesungguhnya sebaik-baiknya perbekalan adalah ketakwaan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 197)

Takwa itu yang sebaik-baik seorang hamba ketika ia berjalan di atas dunia ini. Karena dengan takwa itulah ia bisa menghadapi berbagai macam problematika hidupnya dengan kesuksesan dan kebahagiaan.

Ummatal Islam,

Dibulan Ramadhan, kalau kita perhatikan sepertinya kita tampak lelah untuk menahan dahaga dan lapar. Akan tetapi dibalik itu ada sebuah perkara yang luar biasa. Ketika kita lelah, kelelahan itulah ia akan menimbulkan kebahagiaan. Al-Imam Ibnul Qayyim berkata:

وقد أجمع عقلاء كل أمة على أن النعيم لا يدرك بالنعيم

“Semua orang-orang berakal bersepakat bahwa kesenangan tidak akan bisa diraih dengan cara bersenang-senang.”

Di dunia, kita tidak mungkin meraih kesenangan dunia dengan selow-selow saja, dengan bersenang-senang saja, dengan berleha-leha saja. Mereka yang ingin mendapatkan kesenangan dunia harus banting tulang mencari harta.

Apatah jadinya kalau kita mengharapkan surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi dan kenikmatannya tak terhingga? Maka saudaraku, ketika kita disuruh oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala lapar dan dahaga dibulan Ramadhan, tiada lain hakikatnyanya adalah supaya hati kita semakin menjadi bening.

Cobalah lihat orang-orang yang shaum itu, ia lebih dekat kepada Allah dan lebih dekat kepada ketakwaan. Karena dengan shaum itu, syahwatnya pun kemudian dijadikan terikat. Sehingga orang yang berpuasa, saudaraku. Syahwatnya menjadi sempit. Saat itulah hatinya akan menjadi bening dan ia selalu mengharapkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ummatal Islam,

Orang yang beriman dan menginginkan surgaNya, ketika melihat didalam bulan Ramadhan banyak sekali kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan ampunan, ia pasti bergembira. Sedangkan orang yang hatinya mengharapkan dunia dan syahwatnya, ketika melihat bulan Ramadhan ia akan menjadi sesuatu yang beban dalam hidupnya. Bahkan berat terasa di hatinya.

Ummat Islam,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan kesempatan-kesempatan yang ada dibulan Ramadhan. Beliau bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini kesempatan yang Allah sediakan. Seseorang yang berpuasa dibulan Ramadhan telah dijamin oleh Allah dengan ampunan yang besar. Karena ketika ia berkuasa, ia mau untuk meninggalkan semua kenikmatan dan kelezatan yang biasa kita rasakan diselain bulan Ramadhan. Tapi ketika kita tinggalkan itu karena Allah, karena mengharapkan wajah Allah semata, karena mengharapkan surga Allah, maka Allah sudah pasti janjikan untuknya ampunan yang besar di sisi-Nya.

Ummatal Islam,

Kemudian Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang shalat malam dibulan Ramadhan karena imam dan berharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kabar gembira! Mereka yang senantiasa menjaga shalat tarawihnya, yang berusaha semaksimal mungkin untuk menghidupkan malam dengan bermunajat kepada Rabbnya, mereka yang melewati malam-malam Ramadhan dengan mereka berusaha untuk berdiri di hadapan Allah Jalla wa Ala sebagai ketakwaan ia, rasa takut dan berharap akan surgaNya.

Maka mereka yang seperti ini dijanjikan oleh Allah dengan pahala yang besar.Yaitu Allah ampuni dosa-dosanya.

Subhanallah, bayangkan dua kesempatan ini kita bisa melakukannya dibulan Ramadhan.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda lagi:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang bangun untuk ibadah dimalam Lailatul Qadar karena iman dan berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Malam Lailatul Qadar, saudaraku. Allah sebutkan:

خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Lebih baik daripada 1.000 malam.” (QS. Al-Qadr[97]: 3)

Artinya bila kita shalat tarawih dimalam itu, maka lebih baik daripada kita shalat tarawih selama 1.000 malam. Apabila kita membaca Al-Qur’an dimalam itu, maka itu lebih baik daripada membaca Al-Qur’an selama 1.000 malam.

Subhanallah, kesempatan-kesempatan yang luar biasa yang Allah sediakan untuk kita. Kita semua hamba Allah yang tak lepas dari dosa. Setiap hamba-hamba Allah pasti tak pernah lepas dari kesalahan. Maka Allah pun ingin dengan adanya bulan Ramadhan Allah ampuni dosa-dosa kita semuanya.

Makanya celaka, sungguh celaka orang yang keluar dari bulan Ramadhan, ternyata tidak mendapatkan ampunan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad bin Hambal. Bahwasannya Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakaa seorang hamba, masuk padanya bulan Ramadhan, lalu keluar ia dari bulan Ramadhan dalam keadaan ia tidak mendapatkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Kenapa dia tidak mendapatkan ampunan? Padahal kesempatan mendapatkan ampunan sangat besar dibulan Ramadhan. Karena ia menganggap Ramdhan sebagai beban saja dalam hidupnya. Dihatinya tidak ada cinta ibadah kepada Allah. Hatinya dipenuhi cinta kepada dunia dan syahwatnya. Ia terasa berat melewati hari-hari dibulan Ramadhan. Seperti inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan mengenai orang-orang ahli kitab:

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا

Perumpamaan orang-orang yang diberikan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tidak membawanya dengan semestinya, itu seperti keledai yang membawa kitab-kitab besar.” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 5)

Taukah Anda mengapa Allah menyebutkan seperti keledai yang membawa kitab-kitab besar? Karena keledai tidak mengetahui kitab apa yang ada di punggungnya. Ia tidak tahu kalau di punggungnya tersebut kitab yang memberikan hidayah kepadaNya. Bagai keledai, kitab itu hanyalah beban dalam hidupnya.

Maka siapa yang menganggap bahwa perintah-perintah Allah hanyalah beban bagi hidupnya, siapa yang menganggap bahwa syariat Allah hanyalah beban untuk hidupnya, maka ia masuk didalam ayat tersebut.

Ummatal Islam,

Maka dengan datangnya bulan Ramadhan, sambutlah dia dengan kegembiraan. Karena sungguh ini kesempatan kita semua untuk meraih ampunan Allah. Kesempatan kita untuk memperbaiki hati dan jiwa kita. Kesempatan untuk semakin kita menjadi hamba-hamba yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demi Allah, hanya orang-orang yang menginginkan akhirat saja yang bergembira. Hanya orang-orang yang menginginkan ridha Allah saja yang ia semangat padanya. Adapun orang-orang yang mengharapkan dunia dan syahwatnya, bagi dia itu sesuatu yang memberatkan hidupnya.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Menyambut Bulan Ramadhan

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Salafush Shalih terdahulu ketika datang bulan Ramadhan, mereka bergembira. Bahkan mereka memberikan satu sama lainnya selamat akan datangnya bulan Ramadhan. Bahkan mereka berdo’a dan berharap kepada Allah agar disampaikan kepada bulan Ramadhan. Karena itu adalah merupakan kebahagiaan bahkan makanan pokok hati orang yang bertaqwa.

Para Salafush Shalih betul-betul menikmati Ramadhan dengan membaca Al-Qur’an. Mereka menikmati bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketakwaan. Maka tidak aneh ketika Ramadhan telah hampir pergi mereka menangis sedih. Karena mereka merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam ibadah kepada Ar-Rahman.

Sementara kita, kita tidak merasakan kebahagiaan itu. Kita tidak mendapatkan kenikmatan ibadah tersebut. Ketika datangnya bulan Ramadhan, hati kita terkadang menjadi berat. Ketika Ramadhan hendak pergi, kita pun malah bergembira. Karena memang kita tidak merasakan kenikmatan-kenikmatan yang dirasakan oleh Salafush Shalih.

Maka kita berusahalah saudaraku, bagaimana caranya Ramadhan ini menjadi sesuatu yang menikmatkan hati kita dan jiwa kita, menjadi sebuah kebahagiaan ketika kita bisa bermunajat kepada Allah Jalla wa Ala.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

عباد الله:

Download Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Menyambut Bulan Ramadhan

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47061-khutbah-jumat-ramadhan-terbaik-menyambut-bulan-ramadhan/